This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, January 1, 2018

Media Pembelajaran (Powtoon)


1. Bahan Bekas (Kardus)

      
Selain memanfaatkan barang bekas yaitu kardus, kreatifitaslah yang mendukung suatu karya untuk membuat media pembelajaran. Barang bekas pun bisa kita buat seseuatu yang kreatif dan bermanfaat, dengan adanya media yang terbuat dari kardus dan ditempelkan gambar menarik sesuai materi dongeng dengan tertempelnya gambar dan cerita fabel bisa membuat siswa semakin tertarik dan bersemangat

Manfaat media pembelajaran dongeng kardus :
  1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar dan tidak membosankan.
  2. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru.
  3. Memberikan pengalaman lebih nyata yang melalui media kardus.
  4. Semua indra siswa dapat diaktifkan.
  5. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.

2        2. Media Papan hello kitty


   Dengan adanya gabus yang berukuran sedang dan ditempeli gambar hello kitty agar terlihat menarik dan membuat amplop surat yang terbuat dari karton didalam karton ada materi jenis-jeni spantun dan macam-macam pantun amplop agar  tertempel dikasih dikasih hello kitty, membuat media pembelajaran agar terlihat menarik seseorang harus berfikir dan kreatif untuk membuat media pembelajaran agar siswa lebih semangat dalam waktu pembelajaran, dengan adanya media pembelajaran yang sesuai materi siswa akan rajin dan lebih bersemangat dengan adanya media pembelajaran.

Ø     PEMBUATAN MEDIA/NAMA MEDIA
·        Papan hello kitty

Ø      Alat dan Bahan
·         Gabus warna merah
·         2 Kertas karton
·         spidol
·         gunting
·         lem
·         cutter
·         penggaris


“Powtoon” merupakan layanan online untuk membuat sebuah paparan yang memiliki fitur animasi sangat menarik diantaranya animasi tulisan tangan, animasi kartun, dan efek transisi yang lebih hidup serta pengaturan time line yang sangat mudah.

Hampir semua fitur dapat diakses dalam satu layar membuat “PowToon” mudah digunakan dalam proses pembuatan sebuah paparan. Paparan yang memiliki built-in karakter kartun, model animasi dan benda benda kartun lainnya membuat layanan ini sangat cocok digunakan untuk membuat media ajar khususnya untuk para pelajar yang suka dengan suasana santai dan non formal dalam pembelajaran di kelas.

Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya, memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Dengan aplikasi PowToon guru dapat menampilkann konsep dari kesetimbangan kimia dengan tampilan yang lebih menarik dengan fitur-fitur yang ditawarkan sehingga pembelajaran konsep yang cenderung membosankan dan membingungkan menjadi lebih mudah. Guru pun hanya perlu memberikan tambahan penjelasan apa yang belum dijelaskan dalam aplikasi tersebut.

Untuk menggunakan aplikasi powtoon dapat dilakukan dengan 7 langkah. 7 langkah tersebut akan dijelaskan melalui uraian di bawah ini:
  • Langkah 1
    Masuk ke web www.PowToon.com
  • Langkah 2
    Bagi yang sudah punya akun bisa sign in
    Yang belum punya akun bisa sign up
  • Langkah 3
    Setelah masuk, Anda bisa pilih free templates mana yang cocok dengan video animasi yang akan Anda buat.
  • Langkah 4
    Misal, Anda pilih template “Sign Up NOW!”, maka akan muncul seperti ini. Anda klik “Edit” di kanan bawahnya.
  • Langkah 5
    Berikut ini tampilan utama aplikasinya, di mana Anda mengedit video sampai finish.
    • Sisi kanan dari gambar tersebut tersedia character, text effect, animation, props dan background.
    • Untuk mengedit kalimat yang ada dengan kalimat Anda sendiri, Anda pause di kalimat yang hendak Anda rubah, lalu klik kalimat tersebut. Jika hendak menambahkan efek tulisan, Anda pilih opsi “Text Effect”, mau efek “Hand Writing” misalnya? Anda klik icon tangan, lalu klik dua kali pada kotak teks untuk mengisi teks yang akan dibuat.
    • Time line (panah merah) berguna untuk mengatur kapan suatu objek muncul dan kapan objek tersebut berhenti atau menghilang. Caranya : klik objek (yang berwarna kuning), lalu arahkan cursor pada time line (warna hijau). Geser-geser yang dalam kotak hijau tersebut ke waktu yang tepat
  • Langkah 6
    Preview video dan edit jika ada yang kurang sesuai
  • Langkah 7
    Simpan video

Tuesday, June 6, 2017

PUISI (SAJADAH SEJALAN)

Karya Nur Azizah
Sajadah  Sejalan

Setiap waktu kulihat jam  dinding
Setiap waktu  kulihat lantai yang suci
Setiap saat kulihat kain yang bersih
Teruntuk hati mengingat-Mu
Mengingat apa yang engkau  telah berikan  kepadaku
Mengingat beribu kebahagiaan untukku
Di atas sajadah ini aku berdoa
Di atas sajadah ini aku memohon
Dan di atas sajadah  ini aku menceritakan segalanya kepada-Mu
Semoga hidupku sejalan  seperti sajadah ini

Bangkalan, 2016
3B/Bahasa dan Sastra Indonesia


RESUM STATISTIK

BAB I
PENDAHULUAN

A.    PENGERTIAN ISTILAH STATISTIK DAN STATISTIKA
Statistik (statistik) berasal dari kata state yang artinya Negara. Mengapa disebut Negara? Karena sejak dahulu kala statistik hanya digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara saja. Kepentingan Negara itu meliputi berbagai bidang kehidupan dan penghidupan, sehingga lahirlah istilah statistik, yang pemakaiannya disesuaikan dengan lingkup datanya.
Ada kalanya data- data yang dikumpulkan di lapangan tidak disajikan dalam bentuk rata-rata, tetapi disajikan dalam bentuk tabel atau diagram dengan uraian yang lebih rincidan di bagian atas atau bawah dari tabel atau diagram dituliskan judul yang sesuai dengan nama ruang lingkup data yang diperoleh. Misalnya judul table atau diagram tadi ditulis Statistik Sensus Penduduk, Statistik Kepegawaian, Statistik Pengeluaran Keuangan, Statistik Produksi Barang, Statistik Keluarga Berencana, Statistik Kelahiran, dan sebagainya. Statistik yang fungsinya untuk menyajikan data tertentudalam bentuk table dan diagram ini termasuk statistik dalam arti sempit atau statistik deskriptif.
Statistik Deskriptif ialah susunan angka yang memberikan gambaran tentang data yang disajikan dalam bentuk-bentuk tabel, diagram, histogram, polygon frekuensi, ozaiv (ogive), ukuran penempatan (median, kuartil, desil, dan persentil), ukuran gejala pusat (rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonk, dan modus), simpangan baku, angka baku, kurva normal, korelasi dan regresi linier. Sebaliknya, statistik dalam arti luas yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data, mengolah data, menarik kesimpulan, dan membuat keputusan berdasarkan analisis data yang dikumpulkan tadi. Statistik dalam arti luas ini meliputi penyajian data, yang berarti meliputi statistic dalam arti sempit di atas tadi. Statistic dalam arti luas ini disebut juga dengan istilah statistika (statistics, statistic inferensial, statistic induktif, statistic probabilitas). Contohnya ialah statistik prametik dan non prametik.
Statistika matematis ialah ilmu yang mempelajari asal-usul atau penurunan sifat-sifat, dalil-dalil, rumus-rumus, serta dapat diwujudkan ke dalam model-model lain yang bersifat teoritis, sedangkan statistika praktis ialah penerapan statistika matematis ke dalam berbagai bidang ilmu lainnya sehingga lahirlah istilah statistika kedokteran, statistika sosial, dan sebagainya. Bagi mereka yang ingi mendalami statistika praktis secara mendalam sebaiknya memperkuat dasar-dasar statistika matematis terlebih dahulu. Selanjutnya, ada pula istilah statistik parametik dan nonprametik.
Parametik dapat dilakukan apabila datanya memenuhi persyaratan berikut ini: (1) interval, (2) normal, (3) homogen, (4) dipilih secara acak (random), dan (5) linier. Contoh-contoh analisis statistic parametrik ini adalah: (a) pengujian hipotesis, (b) regresi (untuk menyimpulkan), (c) korelasi (untuk menyimpulkan), (d) uji t, (e) anova, dan (f) anova.
Nonparametrik dipakai apabila data kurang dari 30, atau tidak normal dan tidak linier.

B.    PERANAN STATISTIK
1.      Bagi Calon Peneliti Dan Para Peneliti
Dalam kehidupan dan penhidupan sehari-hari de tengah ledakan data, kita tidak dapat dapat melepaskan diri dari data, baik data itu bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Dalam menghadapi data yang berserakan itu, aliran kuantitatif yang berakar dari paham positivism memandang bahwa data dan kebenaran itu sudah ada di sekitar kita. Kita ditantang untuk mengumpulkan-nya melalui teknik pengumpulan data baik melalui pengamatan, wawancara, angket mapun dokumentasi secara objektif. Setelah data itu itu terkumpul, maka dilanjutkan dengan mengolah data tersebut dalam bentuk penyajian data. Dalam hal ini statistik deskriptif sangat depelukan karena peneliti akan dapat mendeskripsikan data yang dikumpulkan. Pada perkembangan selanjutnya, mungkin peneliti ingin membedakan data berdasarkan rata-rata kelomponya atau ingin menghubungkan data yang satu dengan yang lainnya atau ingin meramalkan pengaruh data yang satu dengan yang lainnya sehingga akhirnya peneliti dapat menarik suatu kesimpulan dari data yang telah di analisisnya. Dalam hal ini statistik inferensial sangatlah diperlukan. Jadi, statistika berperan sebagai alat untuk deskripsi, komparasi, korelasi, dan regresi.

2.     Bagi Pembaca
Sebagai ilmuan yang produktif tentunya kita selalu disibukkan oleh kegiatan membaca khususnya membaca laporan-laporan penelitian, laporan-lapotran keadaan kantor atau perusahaan, nota keuangan, laju inflasi, GNP dan lain sebagainya. Masalahnya ialah, “bagaimana kita sebagai pembaca dapat memahami iformasi itu dengan benar kalau tidak mengerti statistik?” akibatnya ialah komunikasi antara penulis dengan pembaca tidak efektif. Lebih berbahaya lagi jika pembaca yang buta statistik tadi berani menerapkannya untuk mengambilkeputusan.

3.     Bagi Pembimbing Penelitian
Peneliti maupun pembimbing yang bijaksana mempunyai pandangan yang luas dalam mencari kebenaran. Peneliti dan pembimbing janganlah terlalu picik, dan menganggap bahwa hanya metode itulah satu-satunya alat yang dapat dipakai mencari kebenaran. Karena tidak semua metode kualitatif dapat menyelesaikan semua permasalahan.
Peneliti maupun pembimbing yang terlalu membela bahwa metode kualitatiflah yang paling benar atau hanya metode kuantitatiflah yang paling benar dengan menjelek-jelekkan metode lainnya menunjukkan kedangkalan atau mungkin juga ketidaktahuannya terhadap metode lainnya. Kita sebagai peneliti, pembimbing, atau penguji hendaknya tidak perlu terbawa arus pembelaan ekstrem yang hanya membenarkan salah satu metode saja.sebagai peneliti dan pembimbing yang kitis kita harus mampu menempatkan kedua metode penelitian itu pada fungsinya masing-masing.
4.     Bagi Penguji Skripsi, Tesis Atau Disetasi
Penguji skripsi, tesis atau disertasi yang menguji skripsi, tesis, atau disertasi mahasiswanya yang menggunakan metode kuantitatif sudah selayaknya memahami statistic sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusannya dan wibawa penguji sendiri. Jangan samapai terjadi penguji yang buta statistic tetapi nekat menguji mahasiswanya dengan mengajukan sanggahan bahwa korelasinya 0,90 artinya sangat kecil an mohon dibetulkan. Karena mhasiwanya gugup, maka iapun bersedia membetulkannya. Sementara mahasiswa lainnya yang turut mendengarkan dapat menilai betapa bodohnya penguji tersebut. Atau karena lemah statistiknya sehingga tidak berani menguji analisis statistiknya.
5.     Bagi Pimpinan (Manajer) Dan Administrator
Statistic sebagai alat untuk:
a.      Pengumpulan data baik ecara sensus atau sampling,
b.      Pengolahan atau analisis data,
c.       Penyajian data dalam bentuk laporan manajemen,
d.      Pengambilan keputusan atau perencanaan, dan
e.      Evaluasi atau pengawasan antara data yang dilaporkan dengan penyimpangan di lapangan,
f.        Melakukan pemecahan masalah manajerialdengan siklus.

6.     Bagi Ilmu Pengetahuan
Statistik sebagai disiplin ilmu berguna untuk kemajuan ilmu dan teknologi.
Statistika dapat sebagai alat:
a.      Deskripsi yaitu menggambarkan atau menerangkan data seperti mengukur dampak dan proses pembangunan melalui indikator-indikator ekonomi, indeksi harga konsumen, tingkat inflasi, GNP, laporan nota keuangan Negara dan sebagainya.
b.      Komparasi yaitu membandingkan data Pada dua kelompok atau beberapa kelompok.
c.       Korelasi yaitu mencari besarnya hubungan data dalam suatu penelitian.
d.      Rgresi yaitu meramalkan pengaruh data yang satu terhadap data yang lainnya.
e.      Komunikasi yaitu merupakan alat penghubung antar pihak berupa laporan data statistik atau analisis statistik sehingga kita maupun pihak lainnya dapat memanfaatkannya dalam membuat suatu keputusan.

C. KRITIK-KRITIK TERHADAP STATISTIK SOSIAL
1. petugastidak mengumpulka data apa yang ada di lapangan, tetapi mengubahnya dengan maksud tertentu atau untuk menyenangkan pihak tertentu (Asal Bapak Senang atau ABS) sehingga data yang dikumpulkan kurang atau tidak objektif.
2. petugas tidak terjun ke lapangan, tetapi cukup di belakang meja saja mengisikan data menurut perkiraannya saja atau data tidak akurat.
3. pengumpul data menggunakan data yang sudah kadaluwarsa
4. data yang dikumpulkan tidak relevan dengan masalah yang diteliti atau yang dilaporkan.

D. KESALAN-KESALAHAN UMUM DALAM MENGGUNAKAN STATISTIK
       1. memilih statistic yang tidak cocok untuk analisis penelitiannya.
  2. mengumpulkan data penelitian, sebelum memutuskan statistic yang akan digunakan untuk menganalisis data tersebut.
3. hanya menggunakan sebuah prosedur statistic, yang sebenarnya beberapa prosedur dapat diterapkan terhadap data tersebut.
4. menggunakan statistik paranetrik terhadap data yang nyata sekali harus menggunakan statistik nonparametrik.
5. terlalu menekankan pentingnya perbedaan-perbedaan yang kecildari perhitungan statistik.
6. menunjukkan analisis statistik, sebelum skor-skor individual yang dikumpulkan diuji dengan teliti.
7. tidak mempertimbangkan bagaimana mengatur analisis statistic berdasarkan data yang hilang (tidak lengkap).
8. menggunakan seorang individual sebagai unit analisis statistik, yang sebenarnya lebih tepat menggunakan rata-rata grup sebagai unitnya.




E. LANDASAN KERJA STATISTIK
1. Variasi
       Statistik bekerja dengan keadaan yang berubah-ubah (vaiasi). Misalnya keadaan penduduk, keuangan, GNP, peserta KB dan sebagainya.
2. Reduksi
       Artinya tidak seluru informasi yang harus diolah.
3. Generalisasi
       Statistik induktif bekerja untuk menarik kesimpulan umum (generalisasi) yang berlaku ntuk anggota-anggota populasinya berdasarkan sampel-sampel yang representatif.
4. Spesialisasi
       Statistik selalu berkenaan dengan angka-angka saja (kuantitatif). Statistic mempunyai angka-angka yang lebih nyata, pasti dan dapat diukur dengan angka-angka.

F. PENDEKATAN DALAM STATISTIK
1. Objektif
       Statistic yang mengandung angka-angka dapat diterima oleh semua orang tentang sebutan angka, demikian pula rumus-rumus yangseharusnya dipakai dalam menganalisis suatu data.
2. Universal
       Statistik bersifat universal, karena ia dapat dipakai hampir dalam setiap bidang keilmuan terutama ilmu kealaman dan sosial.

G.   PEMBULATAN BILANGAN
Bilangan yang dibulatkan adalah hasil perhitunga. Bilangan hasil perhitungan ini biasanya akan dibandingkan dengan bilangan yang terdapat dalam suatu tabel. Oleh sebab itu, banyaknya desimal pembulatan disesuaikan dengan banyaknya desimal yang terdapat dalam tabel. Contoh: jika tabel t didapat ttabel = 63,66, maka hasil t hasil perhitungan atau disebut dengan thitung harus dibulatkan menjadi dua decimal pula.


H.  RINGKASAN
Istilah statistik dengan statistika sering dipakai secara silih berganti meskipun sebenarnya sangat berbeda. Statistik mempunyai berbagai macam tambahan nama di belakangnya tergantung tergantung dari sudut mana digunakannya. Statistik mempunyai peranan sebagai alat deskripsi maupun inferensial baik bagi peneliti, pembimbing, pimpinan atau manajer, dan administrator karena itu perlu dipahami secara mendalam. Statistika bekerja dengan tiga landasan, dan tiga landasan. Pembulatan angka dilakukan bukan pada proses tetapi pada hasil perhitungan finalnya.



BAB II
DATA

A.  PENDAHULUAN
Data berbentuk jamak, sedang datum berbentuk tunggal. Jadi data sama dengan datum-. datum
Data ialah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi. Dalam statistic dikenal istilah jenis-jenis data, tingkatan data, sumber data, penyajian data, analisis data.

B.  JENIS DATA
Jenis data secara garis besarnya dapat dibagi atasdua macam yaitu data dikotomi dan data kontinum.

1.      DATA DIKOTOMI
Data dikotomi disebut data deskrit, data kategorik atau data nominal. Data ini merupakan data perhitungan, sehingga tidak dijumpai bilangan pecahan. Data dikotomi adalah data yang paling sederhana yang disusun menurut jenisnya atau kategorinya. Dalam data dikotomi setiap data dikelompokkan menurut kategorinya dan diberi angka. Angka-angka tersebut hanyalah label belaka, bukan menunjukkan tingkatan (rangking), dasar dalam menyusun kategori data tidak boleh tumpang tindih (matually exclusive). Kalau kita melakukan kategori secara alamiahnya, maka disebut data dikotomi sebenarnya (true dichotomi) dan jika kategorinya dibuat-buat sendiri (direkayasa) maka disebut data dikotomi dibuat-buat (artificial dichotomi).
Data dikotomi mempunyai sifat-sifat: ekskuisiftidak mempunyai urutan (ranking) tidak mempunyai ukuran baru, dan tidak mempunyai nol mutlak.



2.     DATA KONTINUM
Data kontinum terdiri atas tiga macam data yaitu:
a.     Data ordinal
Data ordinal ialah data yang sudah diurutkan dari jenjang yang paling rendah sampai ke jenjang yang paling tinggi, atau sebaliknya tergantung peringkat selera pengukuran yang subjektif terhadap objek tertentu. Data ordinal disebut juga data berurutan, data berjenjang, data berpangkat, data tata jenjang, data ranks, dan data petala, data bertangga atau data bertingkat.
b.     Data interval
Data interval mempunyai sifat-sifat nominal dari data ordinal. Disamping itu ada sifat tambahan lainnya pada data interval yaitu mempunyai nol mutlak.
c.     Data rasio
Data rasio mengandung sifat-sifat interval, dan selain itu ia sudah mempunyai nilai nol mutlak.

C.  TINGKATAN DATA
Urutan data kalau diurutkan dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu: 1) rasio, 2) interval, 3) ordinal, 4) nominal.

D. SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Data dapat dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui pihak yang disebut sumber primer. Teknik-teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui: wawancara (interview), pengamatan (observation), angket (questionnary), dan dokumentasi (documentation). Wawancara dapat tidak sistematis atau sistematis. Pengamatan dapat tidak langsung (nonparticipation) atau langsung (participation).

E.  ANALISIS DATA
Analisis data untuk masing-masing tingkatan (skala).

F.   PENYAJIAN DATA
Data dianalisis dan disajikan.
BAB III
PENYAJIAN DATA


A. PENDAHULUAN
Data yang dikumpulkan baik yang berasal dari populasi maupun yang berasal dari sampel perlu diatur atau disajikan dalam bentuk tertentu yaitu:
Penyajian data: diagram, tabel, histogram, polygon frekuensi, ogive (ozaiv), keadaan kelompok, simpangan baku, angka baku.
B.    Diagram
1.      Diagram batang
Diagram batang sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk kategori atau atribut, dan data tahunan yang tahunnya tidak terlalu banyak.
2.     Diagram garis
Diagram garis sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk serba terus atau berkesinambungan.
3.     Diagram lambang
Diagram lambing sangat cocok untuk menyajikan data kasar sesuatu hal dan sebagai alat visual bagi orang awam.
4.     Diagram lingkaran dan diagram pastel
Diagram lingkaran sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk kategori atau atribut dalam persentase.
5.     Diagram peta (kartogram)
Diagram peta sangat cocok untuk menyajikan data yang ada hubungannya dengan tempat kejadian.
6.     Diagram pencar (titik)
Diagram pencar sangat cocok untukj menyajikan data yang terdiri atas dua variable.

C.    TABEL
1.   Tabel biasa
Tabel biasa sangat cocok untuk menyajikan data yang terdiri atas beberapa variable dengan beberapa kategori.
2.     Tabel distribusi frekuensi
a.     Pendahuluan
Tabel distribusi frekuensi sangat cocok untuk menyajikan data dalam beberapa kelompok.
b.     Langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi
1)      Urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar.
2)     Hitung rentang yaitu data tertinggi dikurang data terendah dengan rumus:
R = data tertinggi – data terendah
3)     Hitung banyak kelas dengan aturan sturges yaitu:
Banyak kelas = 1+3,3 log n
4)     Hitung panjang kelas interval.
P
5)     Tentukan ujunung bawah kelas interval pertama.
6)     Kelas interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas dengan p tadi dikurangi 1.
7)     Nilai f dihitung dengan menggunakan tabel penolong.
8)    Pindahkan nilai f ke tabel distribusi frekuensi.
3.     Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
Tabel distribusi frekuensi relative nilai frekuensi (f) dinyatakan dalam persen (%) yang disingkat f (%) atau f (rel).
4.     Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
Ialah distribusi frekuensi biasa yang nilai frekuensi biasa yang nilai frekuensi kumul;atifnya (fkum) didapat dengan jalan menjumlahkan frekuensi demi frekuensi.
5.     Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif
Ialah apabila nilai fkum dalam frekuensi kumulatif diubah dalam persen (%).
D.   HISTOGRAM
Ialah penyajian data distribusi frekuensi yang diubah menjadi diagram batang.
E.    POLIGON FREKUENSI
Ialah gambar garis yang menghubungkan tengah-tengah tiap sisi atas yang berdekatan dengan tengah-tengah jarak frekuensi absolut masing-masing.
F.    OGIVE (OZAIV)
Ialah distribusi frekuensi kumulatif yang degambarkan diagramnya dalam sumbu tegak dan mendatar.


BAB IV
KEADAAN KELOMPOK

A.    Pendahuluan
Ukuran dari data sampel desebut statistik dan ukuran dari populasi desebut parameter. Ukuran penempatan trdiri atas: median, kuartil, desil, persentil. Ukuran gejala pusat terdiri atas: Rata-rata atau rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonik, modus.
B.    UKURAN PENEMPATAN
1.      Median
Ialah nilai tengah-tengah dari data yang diobservasi, setelah data itu disusun mulai dari urutan yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaluiknya.
2.     Kuartil
Ialah jika sekumpulan data dibagi empat bagian sama banyaknya, setelah data disusun menurut nilai terkecil sampai terbesar.
3.     Desil
Ialah jika sekumpulan data dibagi sepuluh bagian sama banyaknya, setelah disusun dari yang terendah sampai yang tertinggi.
4.     Persentil
Ialah sekumpulan data yang yang dibagi 100 bagian yang sama besar, setelah data itu disusun mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi, sehingga menghasilkan 99 pembagi.
Persentil berguna untuk:
1)      Membagi distribusi menjadi beberapa kelas yang sama besar frekuensinya.
2)     Memisahkan sebagian distribusi dari sisanya,
3)     Menyusun norma penilaian, dan
4)     Menormalisasikan distribusi.

C.    UKURAN GEJALA PUSAT
1.      Rata-Rata (Rata-Rata Hitung Atau Mean)
a.     Rumusnya
b.     Guna Rata-Rata
Rata-rata stabil untuk matematik dan paling cocok untuk menghadapi distribusi normal, dan paling reliabel untuk alat penafsiran atau ramalan (prediksi).
2.     Rata-Rata Ukur
Jika perbedaan tiap dua data berurutan tetap atau hamper tetap, maka rata-rata ukur lebih baik digunakan daripada rata-rata hitung.
3.     Rata-Rata Harmonik
Rata-rata harmonic untuk data x1, x2, x3 . . . . xn,
4.     Modus
Modus atau mode ialah nilai data yang bpaling sering muncul di dalam suatu pengamatan. Jika nilai yang muncul itu hanya satu macam saja, maka modus tersebut dinamakan unimodel.  Dan jika nilai yang muncul ada dua macam, maka modus tersebut dinamakan bimodal.

D.   HUBUNGAN ANTARA RATA-RATA, MEDIAN, DAN MODUS
1.       Pada distribusi normal, rata-rata median dan modus bersekutu
2.      Pada distribusi paling positif
3.      Pada distribusi juling negatif
E.    UKURAN SIMPANGAN
1.      Rentang
Ialah ukuran variasi yang paling sederhana yang dihitung dari datum terbesar dikurang data terkecil.
2.     Simpangan Baku Dan Varians
Ialah suatu nilai yang menunjukkan tingkat variasi suatu kelompok data. Jika simpangan baku tersebut dikuadratkan, maka ia disebut varians.
Langkah-langkah menghitung simpangan baku:
1)      Buatlah tabel penolong
2)     Masukkan nilai-nilai yang didapat dari tabel
3)     Cari s
F.    ANGKA BAKU
Digunakan untuk membandingkan keadaan distribusi gejala.
BAB V
DISTRIBUSI PELUANG

A.    PENDAHULUAN
Distribusi peluang terdiri atas:
1.       Distribusi binom.
2.      Distribusi multinom.
3.      Distribusi hipergeometrik.
4.      Distribusi poisson.
5.      Distribusi normal.
6.      Distribusi student.
7.      Distribusi chi-kuadrat.
8.     Distribusi F.
Distribusi 1 sampai 4 digunakan untuk data acak diskrit dan distribusi 5 sampai 8 untuk data acak kontinu.
B.    DISTRIBUSI NORMAL
1.      Pendahuluan
Dengan menggunakan distribusi normal, penyajian data dapat lebih bermakna daripada hanya menggunakan penyajian kelompok saja. Karena dengan adanya persyaratan normalitas data, maka data dapat dilanjutkan penyajiannya dalam bentuk membedakan, mencari hubungannya, dan meramalkannya.
2.     Ciri-Ciri Distribusi Normal
a.      Berbentuk lonceng simetris x = u
b.      Grafiknya selalu berada di atas sumbu absis X
c.       Mempunyai modus
d.      Grafiknya mendekati (berasimtutkan) sumbu absis X
3.     Bentuk Kurve Normal
a.     Normal Umum
b.     Normal baku (standar)
4.     Cara Menggunakan Tabel Kurve Normal Baku

C.    PENGUJIAN NORMALITAS DATA
Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan validitas, reliabilitas, uji t, korelasi, regresi dapat dilaksanakan.
Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan cara:
(1)   Kertas peluang normal yang disingkat dengan kertas peluang,
(2)  Koefisien kurtosis,
(3)  Koefisien kurtosis persentil,
(4)  Uji chi-kuadrat, dan
(5)  Lillieford.
Langkah-langkah pengujian normalitas dengan kertas peluang.
1)      Urutkan data dari terendah sampai tertinggi.
2)     Buat daftar distribusi kumulatif relative kurang dari
3)     Gambarkan nilai daftar tersebut ke kertas peluang.
4)     Hubungkan titik-titik yang digambarkan di kertas peluang tadi.
5)     Simpulkan bahwa data berdistribusi normal atau mendekati distribusi normal apabila titik-titik yang dihubungkan tersebut merupakan garis lurus atau hamper lurus.
D.   DISTRIBUSI STUDENT
Pada tahun 1908, W.S. Gosset dengan nama samaran student berhasil mempublikasikan karyanya yang disebut dengan distribusi student atau distribusi t.
Tabel t berguna untuk:
(1)   Pengujian hipotesis,
(2)  Uji kesamaan dua rata-rata, dan
(3)  Uji signifikansi koefisien korelasi.
E.    DISTRIBUSI CHI-KUADRAT
Tabel chi-kuadrat atau X2 digunakan dengan cara membandingkannya nilai X2 hitung dengan nilai X2 tabel yang didapat dari tabel X2.
F.    DISTRIBUSI F
Tabel distribusi F selanjutnya disebut tabel F digunakan dengan cara membandingkannya nilai Fhitung dengan nilai Ftabel yang didapat dari tabel .
BAB VI
PENGUJIAN HIPOTESIS

A.    PENDAHULAN
Istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata hupo dan thesis. Hupo artinya sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah kebenarannya. Sedangkan thesis artinya pernyataan atau teori. Hipotesis ialah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.
Sebelum suatu hipotesis diuji, maka tersebut maka hipotesis tersebut haruslah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
Hipotesis statistik ialah pernyataan khusus mengenai populasi atau sampel. Selanjutnya hipotesis statitistik inilah yang diuji. Ada dua macam kesalahan sampling yaitu seperti orang yang berikut ini.
B.    DUA MACAM KESALAHAN
Kesalahan tipe 1 yaitu menolak hipotesis yang seharusnya tidak ditolah.
Kesalahan tipe 2 yaitu tidak menolak hipotesis yang seharusnya ditolak.
C.    MACAM PENGUJIAN HIOTESIS
Ada tiga macam yaitu:
1)      Uji dua pihak
2)     Uji satu pihak, yaitu pihak kanan
3)     Uji satu pihak , yaitu pihak kiri
D.   KRITERIA PENGUJIAN
Kriteria pengujian
1)        Uji satu pihak untuk pihak kanan
2)       Uji satu pihak untuk pihak kiri
E.    LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS
1)      Tulis Ha dan H0 dalam bentuk kalimat.
2)     Tulis Ha dan H0 dalam bentuk statistic.
3)     Hitung thitung zhitung (salah satu tergantung 0 tak diketahui atau diketahui.
4)     Tentukan taraf signifikansi (Q).
5)     Cari ttabel dengan ketentuan.
6)     Tentukan kriteria pengujian.
7)     Bandingkan thitung dengan ttabel atau zhitung dengan ztabel.
8)     Buatlah kesimpulannya.



BAB VII
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DAN DUA RATA-RATA

A.    UJI KESAMAAN DUA VARIANS (HOMOGENITAS)
1.       Pendahuluan
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen yaitu untuk membandingkan kedua variansnya.
A.    Cara Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas ada tiga cara yaitu:
a.      Varians terbesar dibandingkan varians terkecil.
b.      Varians terkecil dibandingkan varians terbesar.
c.       Uji Bartlett (untuk lebihdari dua kelompok).
B.    UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA
1.      Pendahuluan
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan (kesamaan) antara dua buah data.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum uji t dilakukan. Persyaratannya adalah:
a.      Data masing-masing berdistribusi normal.
b.      Data dipilih secara acak.
c.       Data masing-masing homogen.
2.     Rumus-Rumus Untuk Uji T
a.      Jika kedua data sampel independen (tidak berkorelasi), maka rumus yang digunakan adalah rumus uji t fisher’s.
b.      Jika kedua data sampel dependen (berkorelasi) maka rumus yang digunakan adalah rumus uji t fisher’s
c.       Jika o tidak diketahui dan sampelnya bebas dan kecil.
d.      Jika kedua sampelnya dependen dalam observasi yang berpasangan.
e.      Jika o diketahui dan sampelnya besar.
f.        Jika o tidak diketahui dan sampelnya besar.


3.     Langkah-Langkah Kesamaan Uji Du Rata-Rata
1)      Uji dan asumsikan bahwa data dipilih secara acak.
2)     Uji atau asumsikan bahwa data distribusi normal.
3)     Tulis H2 dan H0dalam bentuk kalimat.
4)     Dll.



BAB VIII
UJI KESAMAAN BEBERAPA RATA-RATA

A.    PENDAHULUAN
Jika uji kesamaan dua rata-rata atau uji digunakan untuk mencari perbedaan atau persamaan dua rata-rata, maka uji beberapa rata-rata digunakan untuk mencari perbedaan atau persamaan beberapa rata-rata. Uji ini disebut dengan nama analysis of variance (anova atau anava).
B.    MACAM ANOVA
1.       Anova satu jalur (anova tunggal, anova satu arah atau one way anova).
2.      Anova dua jalur (anova ganda, anova dua arah atau two way anova).
1.      Anova Satu Jalur
C.    LANGKAH-LANGKAH ANOVA SATU JALUR
1)      Uji atau asumsikan bahwa data masing-masing dipilih secara acak.
2)     Uji atau asunsikan bahwa data masing-masing berdistribusi normal.
3)     Uji atau asumsikan bahwa data masing-masing homogeny.
4)     Tulis Ha dan H0 dalam bentuk kalimat.
5)     Tulis Ha dan H0 dalam bentuk statistik.
6)     Buat tabel penolong anova.
2.     Anova Dua Jalur
a.     Pendahuluan
b.     Langkah-langkah menghitung dengan anova dua jalur
1)      Uji atau asumsikan bahwa data masing-masing dipilih secara acak.
2)     Uji atau asumsikan bahwa data masing-masing berdistribusi normal.
3)     Uji atau asumsikan bahwa data masing-masing homogeny.
4)     Dll.
D.   ANOVA 2 x 3
Langkah-langkah anova 2 x 3 secara umum saja saja dengan 2 x 2. Perbedaannya terletak pada:
1)      Bentuk tabelnya .
2)     Ha dan H0 dalam bntuk kalimat.
3)     Hipotesis statistiknya.
E.    ANOVA 3 X 2
1.       Langkah-langkah anova 3 x 2 secara umum sama saja dengan 2 x 2. Perbedaannya terletak pada:
1)      Bentuk tabelnya
2)     Ha dan H0 dalam bentuk kalimat.
3)     Hipotesis statistiknya.
4)     Rumus JKB.


BAB IX
POPULASI DAN SAMPEL

A.    POPULASI
Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas.
B.    TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH (TEKNIK SAMPLING)
Dalam statistika terbagi atas dua jenis, yaitu statistika deskriptif dan statistika induktif (inferensial). Statistika induktif (inferensial ialah suatu proses yang berusaha untuk menarik kesimpulan tentang keadaan populasi berdasarkan sampel yang diambil, dengan menggunakan metode tatacara tertentu.
Sampel (contoh) ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.
C.    CARA MELAKUKAN TEKNIK SAMPLING
Teknik pengambilan contoh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
(1)   Sampling random (probability sampling), yaitu pengambilan contoh secara acak (random) yang dilakukan dengan cara undian, ordinal atau tabel bilangan random atau dengan computer.
(2)  Sampling non random (nonprobability sampling) atau disebut juga sebagai incidental sampling, yaitu pengambilan contoh tidak secara acak.
1.      Teknik Sampling Random
Teknik ini terdiri atas empat macam dengan uraian seperti berikut ini:
a.      Sampling Random Sederhana (Simple Random Sampling)
b.      Teknik Sampling Bertingkat (Stratified Sampling)
c.       Teknik Sampling Kklutser (Cluser Sampling)
d.      Teknik Sampling Sistematis (Systematical Sampling)
e.      Teknik Sampling Proporsional (Proportional Sampling)


2.     Teknik Sampling Nonrandom
Teknik sampling nonrandom terdiri atas tiga macam dengan uraian seperti berikut:
a.      Teknik Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)
b.      Teknik Sampling Bertujuan (Porpusive Sampling)
c.     Teknik Sampling Kuota (Kuota Sampling)
D.   PENENTUAN BESARNYA NANGGOTA SAMPEL (SAMPLE SIZE)
1.       Pertimbangan praktis
2.      Ketepatan
3.      Pertimbangan Nonrespons
E.    TEKNIK MENGHITUNG BESARNYA ANGGOTA SAMPEL
Teknik untuk menghitung besarnya anggota sampel secara umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
(1)   Proporsi, dan
(2)  Ketelitian estimasi.                 
F.    KESALAHAN-KESALAHAN UMUM DALAM MENENTUKAN BESARA ANNGOTA SAMPEL
1.       Peneliti gagal menetapkan jumlah anggota populasi yang dapat dipercaya.
2.      Peneliti menggunakan anggota sampel yang terlalu kecil untuk setiap grupnya,
3.      Peneliti tidak menggunakan teknik sampling stratified yang disyaratkan untuk menentukan anggota sampel subgrupnya.
4.      Peneliti mengubah sampel subgrupnya.
5.      Dll.

BAB X
ANALISIS KORELASI

A.    PENDAHULUAN
Korelasi adalah istilah statistic yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variable atau lebih, yang ditemukan oleh Karl Pearson Product Moment (PPM).

B.     MACAM-MACAM TEKNIK KORELASI
a.      Teknik-teknik analisis tipe dan jumlah variable bebas
b.      Teknik korelasi dua variabel bivariant untuk berbagai variabel
c.       Koefisiens korelasi

C.    KORELASI PEARSON PRODUK MOMEN (PPM)
1.      Guna Korelasi PPM
a.      Untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan yang disignifikan antara variabel satu dengan yang lainnya.
b.      Untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya yang dinyatakan dalam persen.
2.     Asumsi
Asumsi ataupun persyaratan yang harus dipenuhi dalam menggunakan korelasi PPM adalah:
a.       Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi normal.
b.      Variabel yang dihubungkan mempunyai data linier.
c.       Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang dipilih secara acak (random).
d.      Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek yang sama pula (variasi skor variabel yang dihubungkan harus sama)\
e.      Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio.
3.     Kelayakan Nilai r


4.     Menghitung Nilai r
Cara menghitung nilai r ada empat yaitu:
a.      Tabel biasa,
b.      Tabel peta korelasi,
c.       Tabel distribusi frekuensi,
d.      Kalkulator, dan computer.



BAB XI
ANALISIS REGRESI TUNGGAL

A.    PENDAHULUAN
Dalam kehidupan ini kita berhadapan dengan berbagai gejala yang meliputi berbagai variabel. Variabel yang mempengaruhi dalam analisis regresi disebut sebagai variabel predictor, dengan lambing X; sedangkan variabel yang dipengaruhi disebut variabel kriterium dengan lambing Y.
Mengapa analisis regresi diperlukan? Jawabannya ialah kita sebagai ilmuan atau peneliti dituntut untuk mencari kebenaran secara ilmiah atau berdasarkan ilmu. Dan salah satu fungsi ilmu ialah meramalkan (to predict). Fungsi ilmu yang lainnya adalah menggambarkan (to describe), mengontrol (to control), dan menerangkan (to explain).

B.    BUNA ANALISIS REGRESI
Analisis regresi berguna untuk mendapatkan hubungan fungsional antara dua variabel atau lebih atau mendapatkan pengaruh antara variabel predictor terhadap variabel kriteriumnya atau mengamalkan pengaruh variabel predictor terhadap variabel kriteriumnya.

C.    ASUMSI AGAR ANALISIS REGRESI DAPAT DIGUNAKAN
1.       Variabel yang dicari hubungan fungsionalnya mempunyai data yang berdistribusi normal.
2.      Variabel X tidak acak, sedangkan variabel Y harus acak.
3.      Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek yang sama pula.
4.      Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio.


D.   MAKNA PERSAMAAN ANALISIS REGRESI
E.    CARA MENGHITUNG PERSAMAAN REGRESI
Persamaan regresi dapat dihitung secara:
1)      Manual dengan bantuan tabel penolong
2)     Kalkulator
3)     Computer.

F.    LANGKAH-LANGKAH MENGHITUNG PERSAMAAN REGRESI
1.       Tulis Ha dan H0 dalam bentuk kalimat.
2.      Tulis Ha dan H0 dalam bentuk statistik.
3.      Buatlah tabel penolong.
4.      Dll.
  

BAB XII
ANALISIS KORELASI GANDA

A.    PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas korelasi ganda (multipel atau jamak), yang berkenaan dengan hubungan antara tiga variabel atau lbih, di mana sekurang-kurangnya dua variabel bebas secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya.

B.    GUNA KORELASI GANDA
Korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya (Y), sehingga akhirnya dapat diketahui besarnya sumbangan seluruh variabel bebas yang menjadi objek penelitian terhadap variabel terikatnya.

C.    LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGHITUNG KOEFISIEN GANDA (R)
1.       Jika harga-harga r belum diketahui, maka hitunglah harga r.
2.      Hitung rhitung
3.      Tetapkan huruf signifikansinya (Q)
4.      Tentukan criteria pengujian signifikansi R
5.      Cari Thitung
6.      Cari Ftabel = F(1-Q),
7.      Bandingkan Fhitung dengan Ftabel dan konsultasikan dengan criteria pada langkah $ di atas.
8.     Buatlah kesimpulannya.

BAB XIII
ANALISIS REGRESI

A.    PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas analisis regresi ganda (jamak, majemuk, multipel).
B.    GUNA REGRESI GANDA
Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriteriumnya, atau untuk mncari hubungan fungsional dua variabel predictor atau lebih dengan variabel kriteriumnya, atau untuk meramalkan dua variabel predictor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya.
C.    RUMUS PERSAMAAN GARIS REGRESI GANDA
Bentuk persamaan garis regresi adalah seperti berikut ini:
Untuk 2 prediktor: Y = a+b1X1+b2X2
Untuk 3 prediktor: Y = a+b1X1+b2X2+b3X3
Untuk n predictor: Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+ … +bnXn

D.   HUBUNGAN REGRESI GANDA DENGAN KORELASI GANDA
E.    LANGKAH-LANGKAH DALAM ANALISIS REGRESI GANDA
1.       Tulis Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
2.      Tulis Ha dan Ho dalam bentuk statistic
3.      Buatklah tabel penolong untuk regresi ganda
4.      Masukkan nilai-nilai itu ke dalam persamaan
5.      Hilangkan nilai a, sehingga timbul persamaan baru (4)
6.      Hilangkan nilai a, sehingga timbul persamaan baru (5)
7.      Hilangkan nilai b1 sehingga diperoleh b2
8.     Hitung b1 dan seterusnya untuk tiga predictor.
9.      Hitung a.
10.  Tuliskan persamaan garis regrsi gandanya, dengan memasukkan nilai-nilai a, b1, b2 dan seterusnya ke dalam bentuk umum persamaan garis regresi.
11.   Uji signifikansi persamaan garis regresi tersebut.


BAB XIV
ANALISIS KORELASI PARSIAL

A.    PENDAHULUAN
Pada korelasi tunggal untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel X dengan Y dapat juga disebut sebagai korelasi jenjang nihil.

B.    GUNA KORELASI PERSIAL
Gunanya ialah untuk menemukan nilai korelasi murni yang terlepas dari pengaruh-pengaruh variabel lainnya.

C.    RUMUS KORELAS PARSIAL
D.   LANGKAH-LANGKAH MENGHITUNG KOEFISIEN KORELASI PARSIAL
1.       Cocokkan notasi 1 untuk variabel apa, 2 untuk variabel apa, dan seterusnya,
2.      Jika harga r masih dalam bentuk ryx1, ryx2, rx1, rx2 dan seterusnya.
3.      Tulis Ha dan Ho dalam bentuk kalimat.
4.      Tulis Ha dan Ho dalam bentuk statistic.
5.      Cari rhitung dengan menggunakan rumus yang sesuai dengan variabel mana yang dikontrol atau variabel mana yang dibuat konstan.
6.      Tetapkan taraf signifikansinya (Q).
7.      Tentukan criteria pengujian signifikansi r.
8.     Hitung dk dengan rumus dk = n – 2 dan dengan Q.
9.      Bandingkan rhitung dan konsultasikan dengan criteria pada langkah 7.
10.  Buatlah kesimpulannya.


BAB XV
ANALISIS KORELASI RANK

A.    PENDAHULUAN
Korelasi rank ini ditemukan oleh oleh Sperman, sehingga disebut juga korelasi sperman. Korelasi ini dapat juga disebut sebagai korelasi bertingkat, korelasi berjenjang, korelasi beruruan, atau korelasi berpangkat.

B.    GUNA KORELASI RANK
Korelasi rank berguna untuk mendapatkan:
1)      Kuatnya hubungan dua buah data ordinal,
2)     Derajat kesesuaian dari dua penilai terhadap kelompok yang sama,
3)     Validitas konkuren alat pengumpul data,
4)     Reliabilitas alat pengumpul data setelah dikembangkan bersama-sama dengan William Brown, sehingga disebut dengan korelasi Spearman Brown dengan lambing rii.

C.    RUMUS KORELASI RANK
D.   LANGKAH-LANGKAH MENGHITUNG KOEFISIEN KORELASI RANK
1.       Tulis Ha dan Ho dalam bentuk kalimat.
2.      Tulis Ha dan Ho dalam bentuk statistic.
3.      Buat tabel penolong untuk menghitung koefisien korelasi rank
4.      Masukkan nilai-nilai yang terdapat dalam rumus r8.
5.      Dll.



BAB XVI
ANALISIS CHI-KUADRAT

A.    PENDAHULUAN
Chi-kuadrat (kai skuer) berguna untuk:
1.       Mendapatkan adanya hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal (uji independen antara dua variabel),
2.      Kuatnya (kuadrat) hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya yang dinyatakan dengan lambing C singkatan dari coefisien of contingency atau koefisien kontingensi,
3.      Menaksir simpangan baku,
4.      Menguji homogenitas,
5.      Menguji proporsi untuk data multinom,
6.      Menguji kesesuaian antara data hasil pengamatandengan model distribusi darimana data itu diduga diambil, dan
7.      Menguji model distribusi normal berdasarkan data hasil pengamatan.

B.    UJI INDEPENDEN ANTARA DUA VARIABEL
1.       Chi-kuadrat dengan tabel kontingensi 2 x 2.
Langkah-langkahnya:
a.      Tulis Ha dan Ho dalam bentuk kalimat yaitu:
Ha : Tidak mendapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
Ho : Terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
b.      Tulis Ha dan Ho dalam bentuk statistic:
Ha : X2 ≠ 0
Ho : X2 ≠ 0
c.       Buatlah tabel kontingensi 2x2 artinya barisnya ada dua dan kolomnya juga ada dua.


C.    KUATNYA HUBUNGAN ANTARA KEDUA DATA NOMINAL
Kuatnya hubungan antara kedua data nominal dinyatakan dengan besranya koefisien kontingensi dengan lambing C.

D.   PENGUJIAN NORMALITAS DATA DENGAN CHI-KUADRAT
1.      Langkah-langkahnya:
1)      Buat daftar frekuensi
2)     Hitung
3)     Hitung s
4)     Buat tabel penolong.



BAB XVII
STATISTIK UNTUK MENGUJI VALIDITAS
DAN REABILITAS INSTRUMEN

A.  PENDAHULUAN
Dalam penelitian yang menggunakan metode kuantitatif, kualitas pengumpulan datanya sangat ditentukan oleh kualitas instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan. Instrument itu disebut berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan pemakaiannya apabila sudah terbukti validitas dan reliabilitas.
Validitas ialah mengukur apa yang ingin diukur.
Reliabilitas ialah mengukur instrument terhadap ketepatan (konsisten). Reliabilitas disebut juga keterandalan, keajejegan, consistency, statbility atau dependability, khusus untuk skala gutman disebut reproducibility.

B. VALIDITAS (KESAHIHAN)
C.   RELIABILITAS (KETERANDALAN
1.    Tes Ulang Tes
Tes ulang tes yaitu suatu instrumen diujicobakan kepada A (misalnya), kemudian dihitung skor-skornya.
2.     Tes Paralel
Tes parallel  (alternate), yaitu suatu instrument diujicobakan kepada kelompok A, dan setelah itu instrument yang butir-butirnya hamper sama (ekuivalen)juga diujicobakan kepada kelompok yang sama (A) masing-masing dihitung skornya.
3.  Tes Belah Dua
Tes belah dua yaitu suatu instrument diujicobakan kepada kelompok tertentu kemudian dihitung skor-skornya.
4.     Tes Konsistensi Internal
Tes konsistensi internal yaitu suatu instrument diujicobakan kepada kelompok tertentu, kemudian dihitung skor-skornyadan akhirnya diuji konsistensi interitem-itemnya.untuk maksud tersebut dapat digunakan tiga cara yaitu dengan rumus:
1)      Kuder-richardson KR20 (1937)
2)     KR 21
3)     Crombach Alpha (Q)(1951).

D.  KESALAH-KESALAHAN UMUM DALAM MEMILIH DAN MELAKUKAN PENGUJIAN (TES)
1)      Penelitian tidak dapat menilai penggunaan tes sepenuhnya, sebelum memilih yang akan digunakannya dalam penelitian.
2)     Memakai daftar atau tabel yang tidak cocok untuk sampel penelitiannya.
3)     Tidak menilai degan teliti ketentuan yang berlaku untuk menetapkan validitas yang cocok untuk masing-masing tes.
4)     Tidak menilai dengan teliti ketentuan yang berlaku untuk menetapkan reliabilitas yang cocok untuk masing-masing tes.
5)     Menggunakan norm-referenced achievement test dalam penelitiannya, yang sebenarnya lebih cocok menggunakan domain-referenced test.
6)     Memilih atau tetap memakai reliabilitas yang rendah.
7)     Tidak mempertimbangkan aspek-aspek hubungan manusia (human relation) di dalam instrument penelitiannya.
8)    Mencoba mengembangkan pengukurannya sendiri tanpa memiliki keterampilan dalam membuat konstruksi tes.
9)     Tidak mencoba mengontol pengaruh-pengaruh yang muncul bagi penguji (tester), terutama jika tes dilakukan secara individual, dan melakukan pengujian.